Ftv Papi, mami dan tukang kebun

Friday, February 13, 20150 comments

 
 
 
Jarang-jarang di rumah nonton tv, suatu malam selepas beres-beres dapur,  duduk tunak di depan tv sambil menyampul cover novel yang mulai rusak.  Pencet-pencet tombol remote berhenti pada stasiun SCTV.  hmm ada FTv yang akan dimulai. 

Dulu...zaman dulu sekali, disaat masih duduk di bangku sma, aku terbiasa menonton SCTV khususnya hari selasa malam.  Yap dulu, saat masih  ada program yang namanya selasa drama.  Sebagai pencinta film drama, program selasa drama  selalu ku tunggu-tunggu. Namun entah kenapa, beberapa tahun kemudian, program itu dihapuskan.  Mungkin utk memberi ruang kepada sineas-sineas negeri sendiri membuat film-film televisi (FTv), karena setelah itu, SCTV  getol menghadirkan FTv.  Sejak itu akupun jarang mengikuti acara di SCTV.  Selain sibuk dengan kerjaan, keburu capek sampai di rumah dan juga karena mata yang lelah karena kerja di depan banyak monitor tv di studio Rtv. 

FTv yang sering di putar di SCTV merupakam film televisi bertema ringan, berdurasi 1,5 jam hingga 2 jam.  Tema yang diangkat banyak mengenai percintaan anak muda dan kehidupan masyarakat pada umumnya dengan konflik-konflik kecil yang menjadi bumbu ceritanya. 

Terakhir kali menonton FTv mungkin sekitar 2 tahun yang lalu, bercerita mengenai kisah percintaan pemuda desa dan perempuan yang datang dari kota Jakarta. tentu saja mbukan kisah percintaannya yang membuat aku tertarik menonton FTv tersebut, namun karena latar ceritanya.  Lupa judulnya apa, namun aku ingat latar ceritanya.  Tempatnya di suatu desa di daerah wonosobo, kawasan pengunungan yang asri dan indah, membuatku ingin sekali berkunjung ke sana suatu waktu.  Namun hingga saat inipun belum kesampaian.

Nah kembali ke cerita ftv tadi, 
 
Cerita film ini sebenarnya sederhana, dengan acting yang mengalir begitu saja, terkesan tidak dibuat-buat dan sangat pas dengan kondisi masyarakat yang sangat dekat dan alami.
 
Dalam film tersebut, ditampilkan  sebuah keluarga seorang pejabat yakni pak Adhi alias Papi yang baru saja diangkat menjadi pejabat di sebuah kementrian, setelah sebelumnya menjadi anggota dewan.
 
Nah, dalam sebuah wawancara, Papi secara berapi-api mengatakan bahwa selama menjabat sebagai anggota dewan, dia sangat mengerti keadaan masyarakat dan merasa telah berbuat sesuatu dan akan selalu berjuang untuk merumuskan segala sesuatu yang pro rakyat. Ibu Niniek alias Mami dan ketiga anaknya yaitu Hilman, Ocha, dan Ucis merasa bangga lantaran Papi menjadi salah satu orang terhormat di Indonesia. Karena itu, saat ulang tahun Papi ke-48, mereka mengadakan  pesta ulang tahun di rumah tersebut.  Di pesta tersebut disuguhkan pula es krim di taman belakang rumah khusus untuk anak-anak kecil yang datang.  Nah, Suatu ketika ada kejadian es krim yang secara tak sengaja tertumpah oleh anak-anak.  Parmin, Seorang tukang kebun lantas menatap es krim tersebut dan membersihkannya. 
 
Namun selesai pesta, persoalan muncul ketika sebuah hadiah yang berupa amplop dari seorang rekan Papi belum juga sampai ke tangan Mami. Padahal amplop tersebut sudah dikirim. Mami pun mencurigai Parmin, tukang kebun keluarga. Namun  tak satu pun bukti yang mengarahkan Parmin sebagai pelakunya. Lantaran terus memikirkan masalah itu, Mami menjadi paranoid setiap kali mengingat atau bertemu Parmin, bahkan sampai terbawa dalam mimpi.

Hilman yang merasa persoalan tersebut tidak kunjung usai akhirnya mengusulkan agar mereka melakukan investigasi langsung, dengan mengikuti setiap gerak gerik Parmin mulai dari rumah mereka hingga ke rumah Parmin.

Seluruh keluarga pun sepakat, dan investigasi itu akan dilakukan pada saat ulang tahun Ocha. Saat yang ditunggu tiba, Hilman mulai beraksi dengan kameranya. Ditengah pesta, kejadian es krim tumpah pun terulang lagi, Si tukang kebun kembali buru-buru  membersihkannya dan memasukkannnya ke dalam kresek.  Ia lantas bergegas mencari pembantu lain dan minta izin pulang lebih cepat hari itu.  Hilman tetap merekam semua kejadian dan mengikuti si tukang kebun.

Begitu tiba di rumahnya, si tukang kebun tersebut memanggil istri dan anak-anaknya,
 
"Anak-anak, ayo kesni, Bapak membawa sesuatu untuk kalian," ujarnya. 
 
Anak-anaknya langsung menghampiri sang bapak dan berebut mencari tahu apa yang di bawa oleh bapaknya.  Tukang kebun tersebut segera mengambil kresek yang dibawanya dari rumah majikannya yang ternyata berisikan es krim yang tumpah tadi.  Tukang kebunpun kemudian memindahkan es krim tersebut ke dalam gelas dan dibagi-bagikan kepada anak-anaknya.  Kemudian ia lantas menyuruh anaknya berdoa sebelum menyantap es krim tersebut, tak lupa ia juga meminta anak-anaknya mendoakan keluarga majikannya agar selalu murah rezeki. 

Semua itu terekam di kamera hilman.  Perasaaan Lemas, sedih dan menyesal bercampur menjadi satu.  Disaat yang lain, anak bungsu keluarga tersebut juga mengaku menerima amplop dari seorang kurir dan lupa menyampaikan kepada papi dan maminya.  Hal itu tentu saja membuat sang mami jengkel karena telah salah menuduh tukang kebun sebagai pelakunya.
Akhir cerita film ini ditutup dengan keluarga tersebut melihat tayangan rekaman kamera hilman bersama-sama.  Mulai dari acara ultah papi, wawancara sang papi dengan wartawan hingga tukang kebun yang pulang ke rumah untuk memberikan es krim ke istri dan anaknya.  Sang pejabat dan istri tertunduk malu, anak-anaknya juga tak kuasa menahan haru.  
 
Tanpa kata-kata, akhir film ini bercerita bagaimana sesungguhnya kita terlalu banyak mengabaikan orang-orang di sekeliling yang sangat membutuhkan perhatian dan pertolongan namun kita acuh dan malah berkoar-koar terhadap hal lain yang jauh dari pandangan mata kita.

 

Intropeksi bagi diri sendiri, walau bukan pejabat,

Semoga selalu ingat bahwa setiap nikmat yang diberikan selalu ada hak orang lain didalamnya. 

Mari peduli sesama.....

 




Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ruang Semu Ku - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Fera Zandra
Proudly powered by Blogger