Kakakku seorang pemberani

Sunday, September 28, 20140 comments


   


Kakakku si pemberani

Berani, mungkin itu kata2 yang tepat untuknya.  itu menurut pendapatku.  Kata berani itu muncul di otakku sejak dahulu.  Ingatan dimulai saat duduk di bangku sekolah dasar hingga sekarang.

Awal Keberanian itu tampak bagiku saat ia berani membela kami adik-adiknya saat kelahi dengan anak tetangga,  alasan berkelahinya pun aku sudah lupa.  Satu hal yang pasti, kakakku yang sudah emosi itu berani melempar anak tetangga itu dengan batu hingga kepalanya robek dan orang tuanya mendatangi rumah kami sambil minta pertanggung jawaban pengobatan anaknya tersebut.

Keberanian selanjutnya pun mengalir.  Mulai dari mengajak kami untuk berjualan es dan kerupuk ubi untuk membantu ekonomi keluarga saat kami masih duduk di bangku sekolah dasar hingga mengajak kami ikut kerja mengikat kayu bakar dan dibayar dengan upah yang bisa kami gunakan untuk membeli buku tulis dengan cover  ustad zainuddin mz dan keluarga disaat dia telah duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Kakakku seorang pemberani.  Yahh.. begitu beraninya, setamat dari sekolah menengah atas, ia berani untuk turut serta memikul tanggung jawab keluarga dengan bekerja menjadi tki ke negeri tetangga.  Bagi keluarga kami saat itu, tawaran bekerja ke luar negeri yang bisa memberikan pemasukan yang sedikit lebih banyak dari  pada bekerja di kota ini.  Sebelumnya dia juga telah bekerja di beberapa tempat seperti percetakan dll, namun ekonomi keluarga tak juga membaik, sementara kebutuhan keluarga  cukup besar (orang tua ku  memiliki 6 orang anak).
Aku bersama, papa dan kedua kakakku

Makna kesuksesan tiap orang memang berbeda, banyak orang yang memandang seseorang yang hanya menyekolahkan anaknya hingga setingkat SMA adalah suatu kegagalan, namun bagi Papa yang hanya lulusan sekolah menengah pertama, hal itu tentu kesuksesan.  Tidak mudah untuk menyekolahkan keenam orang anaknya hingga sekolah menengah atas untuk seukuran keluarga kami.  Penghasilan orang tua ku yang hanya sebagai  buruh bangunan saat itu tidaklah cukup untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sekolah menengah atas.  Bagi papa, bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga tamat dari sekolah menengah atas adalah sebuah keberhasilan.  

Sendirian di negeri orang tentu tidak mudah, namun kakak tetap semangat untuk terus ikut serta memikul tanggung jawab keluarga, agar adik-adiknya tetap dapat bersekolah tinggi.  Saat itu kakak ku yang nomor tiga melanjutkan pendidikan ke universitas negeri di kota ini.  Bagi keluarga kami, walaupun kuliah di universitas negeri, biaya tetap menjadi hal yang begitu membebankan.  Mulai dari biaya transportasi setiap hari hingga biaya-biaya tak terduga lainnya.  Belum lagi aku yang telah menginjak bangku sekolah menegah atas dan adikku yang bersekolah di sekolah menengah pertama.  Ditambah lagi mama yang saat itu mengandung adik kami yang paling bungsu.  Papa, abang dan kakak ku itu terus bekerja keras untuk mengatasi masalah ekonomi tersebut.  

Di negeri seberang, kakak tak hanya puas di perusahaan tempat dia bekerja.  Untuk mencari tambahan, Ia juga mencari pekerjaan sampingan.  Mulai dari jualan telur asin di pasar malam, hingga membantu di sebuah warung nasi di sana saat hari libur atau bekerja shift pagi.  Empat tahun kakak di negeri seberang, kehidupan mulai berubah.  Pekerjaan papa pun mulai meningkat.  Papa tak lagi menjadi buruh bangunan, namun lebih  menjadi pengawas buruh bangunan.  Kehidupan kami pun berubah.  Aku tetap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tanpa ada halangan berarti.

Berbincang dengan keluarga selepas akad nikah

Kakak ku seorang pemberani.  Berani memutuskan untuk hidup di negeri jauh dari Tanah kelahiran.  Mendapat jodoh dari belahan bumi yang lain, berbeda budaya dan pola hidup hingga menjalani kehidupan baru di Negara yang bernama CANADA dan kota yang bernama QUEBEC.   Jangankan berfikir untuk mendapatkan jodoh dari daerah sana, mendengar nama kotanya saja asing bagi kami sekeluarga.  Namun begitulah kakak.  Selalu bertindak diluar perkiraan kami.

Dilangkahi menikah oleh ketiga adik tidak membuat dia malu ataupun rendah diri.  Setiap keluarga yang datang dan menanyakan kapan ia menikah, selalu saja dijawab dengan senyum dan candaan yang mencairkan suasana.  Dia tidak merasa tersinggung atau pun sedih ataupun sakit hati dengan setiap pertanyaan orang lain mengenai kpan jodohnya datang.  Mungkin hal itu juga yang membuat Tuhan menjawab doa-doanya.  Yang ingin sekali merasakan hidup di Negara maju dan berbeda musim dengan Tanah kelahirannya.  Tuhan memberikannya jodoh yang mau beralih keyakinan serta datang mengunjungi kami disni serta meminta kk menjadi pasangan hidupnya dan bergabung dengan keluarga kami yang apa adanya.

Kakakku berani, hingga saat ini ia berani menjalani hidup nun jauh di sana dan tetap semangat untuk mempelajari bahasa alien katanya (bahasa prancis yang menjadi bahasa resmi di quebec selain bahasa inggris).

Kakakku seorang pemberani dan juga seorang yang penuh semangat.  semangat untuk belajar dan semangat untuk meraih hidup yang lebih baik.  Semoga keberanian dan semangat itu takkan pernah hilang dari mu.  Tularkan keberanian dan semangat mu kepada kami adik-adik mu disini agar dapat senantiasa bersyukur menjalani pahit manis hidup ini.

Bermain di salju merupakan impiannya dari kecil hehhehe..


Bersama teman sekolah
 bahasa prancisnya
Kakak Bersama Keluarga baru

Tetap ceria walau Lebaran jauh dari keluarga
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ruang Semu Ku - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Fera Zandra
Proudly powered by Blogger