Berjuang dan berusaha itu beda, Fera punya cerita

Friday, January 30, 20150 comments

 
Tahun 2015 tampaknya menjadi tahun yang menyenangkan bagi kakak ku fera,
Sejak dahulu Fera  yang biasa ku panggil Pey, berulangkali mencoba ikut seleksi pns.  Sejak ia menamatkan kuliah di ilmu pemerintahan FISIP Unri, mulai dari tahun 2003, ia  terus mencoba namun tetap gagal.

Banyak yang bilang begini:
"Mana ada lulus murni lagi masuk pns, semuanya harus bayar, apalagi kalau yang dibutuhkan cuma 1 atau 2.  Pasti sudah ada yang mengisi," ujar mereka.

Tapi toh, tak ada salahnya mencoba kan? Fera , kakak ku tetap semangat. Berulang kali mencoba, sambil juga tetap bekerja di perusahaan lain.

Berkali-kali juga pindah pekerjaan, berbagai pengalaman yang didapat.  Baru lulus kulian, mencoba PNS, namun gagal, ia pun bekerja di salah satu perusahaan retail besar di negri ini.  Gaji lumayan untuk lulusan s1, libur sekali seminggu namun dia tak betah dengan itu.  Ia  berhenti, kemudian ia mencoba peruntungan di swasta, bekerja di salah satu dialer sepeda motor dengan posisi yang dapat jadwal libur sabtu minggu, sehingga ia bisa sambilan kuliah lagi.

Yup, ia memutuskan kuliah lagi mengambil jurusan akta IV, agar kelak dapat mencoba peruntungan menjadi guru, syukur2 guru PNS.  "Guru lagi dibutuhin, format guru saat penerimaan cpns selalu banyak", ujarnya.
 
Namun selesai kuliah akta IV, ia malah tak berminat jadi guru.  "Bukan Jiwa ku", katanya

Bosan bekerja di dealer sepeda motor, ia pun berhenti.  Mencoba peruntungan di perusahaan nasional.  Masih berhubungan dengan motor tapi lebih ke pembiayaan.  Dengan gaji  yang lumayan, posisi yang lumayan, Ia bertahan cukup lama di sana.
 
Menikah dan berkarir terus dijalani, walaupun belum diberikan momongan oleh yang di atas, namun kakak ku itu tetap semangat.  Sambil tetap berusaha mendapatkan momongan karirnya terus berjalan.  Hingga suatu waktu, ia ditawari sebagai manager sebuah perusahaan swasta dengan gaji yang wow, namun harus pindah ke luar kota. 
 
Saat itu, uang tak lagi jadi masalah, namun waktunya begitu terbatas.  Begitu sibuk dengan kerjaan sehingga segala sesuatu tampak begitu rumit.  Jika saja ia mendapatkan waktu libur dan berkunjung ke kota kami, serta mengajak kami jalan-jalan, tetap saja handphone tak berhenti bordering dan laptop tak pernah jauh dari nya.  Hingga sering kali mencari tempat nongkrong agar ia dapat juga mengerjakan pekerjaan yang harus diselesaikan.
 
Selain kondisi kerjaan yang begitu sibuk, kesehatannya juga tidak begitu membaik.  Ia di vonis menderita kista di rahimnya.   Setelah berkali-kali berobat akhirnya sampai pada kesimpulan, ia wajib di operasi, kistanya harus diangkat. Ia pun di operasi disebuah rumah sakit swasta, namun kista tersebut tidak bisa diangkat, hanya bisa dikempeskan karena posisi sudah sangat menempel dengan dinding Rahim.  Dan hal itu hanya bias mengurangi rasa sakit yang selama ini dideritanya setiap kali menstruasi datang. Setelah itu hidup berjalan seperti biasa.  Ia kembali sibuk dengan rutinitas kerjanya.  
 
Dan pada saatnya, uang bukan lah segalanya.  Dengan segala pertimbangan, mulai dari tidak adanya waktu luang yang banyak untuk keluarga hingga ingin focus punya momongan dan ingin istirahat agar keinginan punya momongan tercapai, akhirnya ia pun mengudurkan diri dari kerjaan tersebut.
 
Sejak mulai tidak bekerja lagi fera menjadi pribadi yang berbeda.  Ia juga mulai berubah menjadi pribadi yang lebih agamis.  Tidak pernah meninggalkan salat, segera salat di awal waktu, tahajud hingga senantiasa mengaji saat ini menjadi rutinitasnya di rumah.  Sampai pada akhirnya sebuah berita datang.
 
Saat ada penerimaan cpns, ia pun ikut serta.  "Coba-coba, siapa tau rezeki",  katanya.  Lagipula menurutnya, kalau PNS kerja tidak begitu berat dibandingkan saat ia jadi manager, waktu untuk keluarga lebih banyak walau gaji tidak sebanding dengan yang didapat dahulu.  Tapi ia tetap bisa focus dengan usaha untuk mendapatkan momongan.  Selain ikut ujian CPNS, Fera juga tetap berobat ke sana kemari.  Berbagai dokter dan rumah sakit dicoba. 
 
Dan akhirnya sebuah kabar sedih dan gembira datang hampir bersamaan. 
 
Berita sedih, Dokter yang selalu memeriksanya angkat tangan alias menyerah.  Menurut beliau faktor keduanya, kakak ku dan abang ipar ku itu memang sulit untuk memiliki momongan.  Ia menyarankan ambil opsi terakhir, yakni bayi tabung.  Daripada menghabiskan waktu terlalu banyak utk berobat kesana-kemari.  Maklum, pernikahan mereka telah berjalan 6 tahun.  dengan usia yang sudah kepala 3 ditambah lagi kondisi yang sulit untuk mendapatkan momongan  rasanya harus segera ambil keputusan.  Dengan wajah sedih, ia menyampaikan hal tersebut kepada ku.  
 
Namun selain cobaan, Tuhan juga memberikan hadiah kepadanya, berita gembira hadir, Ia lulus PNS di lingkungan pemerintahan kota.  Hal yang dulu rasanya tidak mungkin, karena selama ini berfikir posisi PNS selalu terkenal dengan kata KKN. 
 
Yahh, pada akhirnya penilaian manusia tidak sepenuhnya benar,
Mungkin saja selama ini kita tidak cukup berusaha,
Mungkin saja selama ini kita kurang berdoa
Mungkin saja selama ini kita hanya terus  meminta ke atas tanpa ingat memberi ke bawah
Mungkin saja selama ini kita hanya berusaha namun belum bias dikatakan BERJUANG untuk setiap hal yang kita kehendaki.
 
Semangat terus Pey...
Walau belum mulai bekerja, namun satu-satu impian mu sejak dulu sudah tercapai
Mudah-mudahan diberi jalan untuk segera dapat momongan.  Aminnnn
 
Ps:
Katanya tahun depan, selepas masa pengangkatan dari CPNS menjadi PNS ia ingin segera ikut program bayi tabung di negeri tetangga.  Walo harga tiket promo kabarnya akan dihapuskan, semoga tetap diberikan jalan agar semuanya dapat berjalan lancar.
 
 
 
 




Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ruang Semu Ku - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Fera Zandra
Proudly powered by Blogger