Mimpi Buruk Bernama Kolik

Sunday, September 16, 20120 comments

Saat awal menjadi orang tua baru adalah masa-masa tak terlupakan untuk kami. Bukan saja karena kehadiran seorang anggota keluarga baru mungil bernama Dayang Suri, Namun  juga karena kami sama-sama clueless tentang ilmu parenting.
 
Awalnya..minggu-minggu pertama pasca melahirkan berjalan lancar-lancar saja.  Dayang tidak lah rewel seperti yang aku khawatirkan.  Malam hari dapat tidur dengan nyenyak.  Bahkan Ibuku bilang, "Duh baik lakunya si dayang suri...".  Namun memasuki minggu ke empat adalah hari yang memberatkan bagi kami, karena Dayang  tidak berhenti menangis dan menjerit-jerit.

Setiap hari, Dayang bisa menangis lebih dari dua jam, terutama di malam hari. Tangisannya pun benar-benar memilukan, karena tidak bisa didiamkan meski kami sudah mencoba berbagai cara: disusui, digendong, dinyanyikan, bahkan didoakan!.

Kami sempat mengira Dayang kehausan dan ASI saya tidak cukup, sampai akhirnya saya pompa terus karena penasaran berapa sih yang dia minum setiap hari. Tapi ternyata Dayang tetap saja meraung-raung. Kadang kami sudah hampir hilang akal rasanya, dan benar-benar tidak berdaya.
A truly nightmare for all of us.

Akhirnya, setelah  konsultasi dengan dokter, browsing sana-sini,  kami mulai mendapat sedikit pencerahan, dan mengenal istilah baru: kolik.

Menurut wikipedia, kolik adalah kondisi di mana bayi yang sehat menangis terus-menerus tanpa ada penyebab pasti. Selama bertahun-tahun terjadi perdebatan di dunia medis tentang penyebab kolik. Yang paling umum adalah teori perut kembung/gastrointestinal. Penelitian juga menyebutkan, rata-rata 1 dari 5 bayi menderita kolik.

Ciri-ciri kolik:
  1. Menangis 3 jam sehari, selama 3 hari dalam seminggu, dan lebih dari 3 minggu berturut-turut (atau, dengan kata lain, menangis tanpa henti!), terutama di malam hari.
  2. Sering susah buang angin, sampai muka merah padam, sering gumoh bahkan sampai muntah, pencernaan tampak bermasalah.
  3. Perut kembung kalau ditekan, tidur juga gelisah.
  4. Kami mencoba segala cara untuk mengurangi penderitaan Dayang. Satu nasihat dari dokter adalah: Biarkan saja. Tidak ada cara untuk menghentikan atau menyembuhkan kolik. Yang bisa dilakukan adalah mengurangi rasa sakit bayi kita, dan yang penting, keep being sane! Ini hal-hal yang sudah kami coba dan cukup berhasil.
  5. Saat minyak telon sudah tidak memberi efek yang berarti, kami mencoba minyak kayu putih. Hasilnya, Dayang jadi lebih mudah buang angin dan tidak terlalu kesakitan lagi.
  6. Menggendong dengan posisi perut Dayang menghadap kita, jadi perutnya ditekan dengan dada kita. Saat tubuh Dayang mulai kuat, kami juga sering memangkunya dalam posisi tengkurap di atas paha.
  7. Kami mencoba beberapa saran untuk penghilang rasa sakit, sepertiobat kolik dari dokter. Tapi karena efeknya hanya sangat sebentar, kami berhenti memberikan obat-obatan untuk Dayang.
  8. Kalau sudah merasa frustrasi, cari orang untuk menggantikan kita. Saya dan suami sepakat untuk saling menggantikan jika salah seorang sudah merasa kurang “waras”. Keluar dari rumah sejenak juga membantu, meski kadang ada rasa bersalah dalam hati. .
  9. Browsing2 di internet, baca-baca tentang kolik.  really, it helps to know that you’re not the only one experiencing this, and your baby is not abnormal!)
Yang paling penting, ingat saja kalau “this too, shall pass“. Meskipun awalnya tidak percaya, ternyata memang benar. Memasuki usia 5 bulan, Dayang sudah tidak kolik lagi, dan sekarang diusia 15 bulan sangat aktif, ceria, dan menyenangkan.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ruang Semu Ku - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Fera Zandra
Proudly powered by Blogger